Rabu (3/11/2022), Forest Program III Sulawesi telah melakukan diseminasi kegiatan Agroforestri dan Rehabilitasi di Fakultas Kehutanan UGM. Kegiatan tersebut terlaksana atas kerja sama LEM Fakultas Kehutanan, Fakultas Kehutanan UGM, dan FP III.
Kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa kehutanan UGM, agar para mahasiswa dapat mengetahui beberapa contoh best practices rehabilitasi hutan dan Agroforestri di FP III, sehingga mendukung perluasan wawasan dan kompetesi para Mahasiswa. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dwiko Budi Permadi, PhD.
Hadir sebagai Narasumber yakni: 1) Toni Anwar, S.Hut., M.T (Kasubdit Penguatan Fungsi dan Pembangunan Strategis Kawasan Konservasi), yang juga selaku Koordinator FP III, 2) Helmayetti Hamid, S.Hut., M.Si (Nasional Project Officer/ NPO FP III), 3) Solehudin S.Sos,.M.Ap (Kepala Seksi Penguatan Kelembagaan BPDAS Palu Poso, dan 4) Suyuti Abu ( Ketua Kelompok Tani FP III). Selain itu, hadir juga Eka Kusdiandra, Konsultan Pelaksana FP III yang bertindak sebagai moderator.
FP III dalam penyelenggaraannya memiliki filosofi, yakni: 1) Masyarakat sebagai mitra, 2) Partisipatif 3) Multipihak, 4) Berbasis lansekap, 5) Inovatif, 6) Perbaikan pengetahuan, 7) Transparansi, 8) Kualitas di atas kuantitas, 9) Pembayaran berbasis kinerja, 10) Implementasi multi tahun, dan 11) Keberlanjutan, jelas Bapak Toni Anwar saat paparan materi.
Sementara itu, Ibu Helmayetti menjelaskan kebermanfaatan project FP III yang tidak hanya dirasakan oleh lembaga KLHK, namun masyarakat sebagai objek utama dan sasaran, banyak sekali mendapat manfaat. Ada banyak cerita haru dan menginspirasi selama perjalanan project, dan itu semakin menguatkan tekadnya untuk terus berbuat untuk sektor kehutanan, ucap Srikandi satu satunya Narasumber wanita dalam diseminasi tersebut. Wanita juga dapat mengambil peran yang besar dalam sektor kehutanan, seperti project ini, tambah NPO FP III itu.
Di sisi lain, aktor lapangan yang juga merupakan komponen masyarakat atau mitra FP III, bapak Suyuti Abu menceritakan banyaknya capain ia bersama kelpok berkat dukungan, bimbingan dan pendampingan oleh para fasdes FP III. Pak Abu, panggilan akrabnya, menceritakan dengan apik cerita membangun dan mengelola lahannya, sampai mendapat penghasilan yang besar, dan bahkan dalam waktu 9 bulan ia sudah dapat membeli sepeda motor sendiri dari hasil menanam dan panen di lahannya.
Iya menyatakan, sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat adalah contoh nyata, melalui pendampingan dan edukasi dengan metode yang tepat, bukan teori atau sekedar bantuan dana. Hal itu ia rasakan sendiri selama mengelola lahan Agroforestri nya, ungkapnya dengan apik.
Bapak Solehudin, Kepala Seksi Penguatan Kelembagaan BPDAS Palu Poso, menambahkan, tantangan dalam kegiatan rehabilitasi hutaydan lahan tidak mudah, karena banyak faktor penghambat seperti kemiringan lahan, jenis tanah, penggembalaan liar, serta perawatan tanaman. Desa Walatana, Kec Dolo Selatan, salah satu wilayah Agroforestri FP III, adalah daerah langganan banjir dan juga longsor, sehingga keberhasilan tanam juga ikut sekali dipengaruhi oleh faktor alam yang tidak bisa dikendalikan seperti ini, imbuhnya.
Acara yang diikuti oleh sekitar 150 peserta tersebut berjalan dengan hangat dengan diskusi, dan sharing yang apik, karena bertemunya komponen akademisi, praktisi, masyarakat, dan birokrat pelaku kebijakan.
Dengan demikian, apa yang telah dilakukan oleh FP III telah memberikan banyak pelajaran dan inspirasi dalam mengelola hutan, serta mengelola hambatan dan tantangan tidak hanya dari sisi manajemen, namun juga dari faktor ekstyyang tidak terduga. Kesungguhan dan ketepatan strategi dan kerja sama adalah salah satu poin kuncinya. Dapat dikatakan, hasil-hasil kegiatan FP III sudah ada beberapa yang dapat menjadi best practices dalam mengelola hutan.
Acara yang berlangsung apik ini ditutup dengan pemberian kenang – kenangan dan foto bersama oleh semua peserta dan narasumber.
Kontributor:
Muhd Indarwan Kadarisman