Lembaga Pengelola Konservasi Desa (LPKD) di klaster Bada Kabuten Poso Sulawesi Tengah, yaitu dari desa Tuare, Kageroa, Lengkeka, Kolori, dan Lelio, bersama tim dari Balai Besar TN Lore Lindu, Jumat 10 September 2021, melakukan pemantauan dan evaluasi hasil penanaman batas hidup di lingkup Resort Lelio dan Resort Tuare.
Batas hidup merupakan penanaman jenis-jenis pohon, kombinasi jenis kehutanan dan MPTS (jenis pohon penghasil buah dsb.), yang ditanam di sepanjang dan sekitar batas taman nasional. Proses penanaman dapat menjadi sarana penyadartahuan bersama masyarakat tentang batas kawasan taman nasional.
Jenis pohon kehutanan diharapkan dapat menjadi penanda batas sekitar kawasan taman nasional dan jenis-jenis MPTS dapat dimanfaatkan hasilnya oleh masyarakat sekitar hutan.
Di klaster Bada, berapa jenis pohon kehutanan yang ditanam yaitu damar dan beringin. Sedangkan jenis-jenis MPTS berupa alpukat, durian, kemiri, dan aren. Penanaman batas hidup ini dilakukan bersama antara anggota LPKD, masyarakat sekitar kawasan, dan petugas resort TN Lore Lindu setempat, yang telah dilakukan beberapa bulan sebelumnya.
“Jenis-jenis tanaman kehutanan dalam batas hidup dipilih jenis asli taman nasional, yang ke depannya diharapkan dapat memberikan gambaran garis batas yang mudah dilihat oleh masyarakat sekitar”, ungkap Eko Purwanto, selaku Pejabat Pelaksana Harian Bidang Pengelolaan TN Wilayah III Poso, yang juga ikut dalam tim pemantauan dan evaluasi ini.
Selanjutnya, Eko juga berharap semua pohon dalam batas hidup ini dapat terus dirawat bersama antara masyarakat desa dan petugas resort taman nasional.
Program penanaman batas hidup di TN Lore Lindu ini merupakan bagian dalam kegiatan Forest Programme (FP) III Sulawesi, Project Implementation Unit Balai Besar TN Lore Lindu.
Program penanaman batas hidup di klaster Bada merupakan bagian dari program yang sama, yang saat ini dilakukan pada sebagian batas TN Lore Lindu, sejak awal 2021. Program ini akan dikembangkan di seluruh batas TN Lore Lindu, khususnya batas kawasan yang berdekatan dengan area permukiman maupun kelola pertanian masyarakat sekitar kawasan taman nasional.
Kontributor : Hanom Bashari